Kamis, 28 November 2013
Rangkuman Sejarah Kerajaan Samudera Pasai
Berdasarkan berita Marcopolo (th 1292) dan Ibnu Batutah (abad 13).Pada tahun 1267 telah berdiri kerajaan Islam pertama di Indonesia yaitu kerajaan Samudra Pasai.Hal ini juga dibuktikan dengan adanya Batu nisan makam Sultan Malik Al Saleh (th1297) Raja pertama Samudra Pasai.Kesultanan Samudera Pasai, juga dikenal dengan Samudera, Pasai, atau Samudera Darussalam adalah kerajaan Islam yang terletak di pesisir pantai utara Sumatera Kerajaan Samudra Pasai berdiri sekitar abad 13 oleh Nazimuddin Al Kamil seorang laksamana laut Mesir Marah Silu menjadi Raja Pasai pertama dengan gelar Sultan Malik Al Saleh (1285 – 1297). Makam Nahrasyiah Tri Ibnu Battutah, musafir Islam terkenal asal Maroko mencatat hal yang sangat berkesan bagi dirinya saat mengunjungi sebuah kerajaan di pesisir pantai timur Sumatera Setelah berlayar selama 25 hari dari Barhnakar (sekarang masuk wilayah Myanmar)Battutah mendarat di sebuah tempat yang sangat subur. Perdagangan di daerah itu sangat maju, ditandai dengan penggunaan mata uang emas. Kota perdagangan di pesisir itu adalah ibu kota Kerajaan Samudera Pasai.Pada masa pemerintahan Sultan Malikul Dhahir, Samudera Pasai berkembang menjadi pusat perdagangan internasional.Kejayaan Samudera Pasai yang berada di daerah Samudera Geudong, Aceh Utara, diawali dengan penyatuan sejumlah kerajaan kecil di daerah Peurelak, seperti Rimba Jreum dan Seumerlang. Sultan Malikussaleh adalah salah seorang keturunan kerajaan itu yang menaklukkan beberapa kerajaan kecil dan mendirikan Kerajaan Samudera pada tahun 1270 Masehi.Makam Abdullah ibnu Muhammad ibnu Abdul Kadir. Ia menikah dengan Ganggang Sari, seorang putri dari kerajaan Islam Peureulak. Dari pernikahan itu, lahirlah dua putranya yang bernama Malikul Dhahir dan Malikul Mansyur.Setelah keduanya beranjak dewasa, Malikussaleh menyerahkan takhta kepada anak sulungnya Malikul Dhahir. Ia mendirikan kerajaan baru bernama Pasai. Ketika Malikussaleh mangkat. Malikul Dhahir menggabungkan kedua kerajaan itu menjadi Samudera Pasai.Dalam kisah perjalanannya ke Pasai, Ibnu Battutah menggambarkan Sultan Malikul Dhahir sebagai raja yang sangat saleh, pemurah, rendah hati, dan mempunyai perhatian kepada fakir miskin. Kerendahan hatinya itu ditunjukkan sang raja saat menyambut rombongan Ibnu Battutah.Para tamunya dipersilakan duduk diatas hamparan kain,sedangkan ia langsung duduk ditanah tanpa beralas apa-apa.Dengan cermin pribadinya yang begitu rendah hati pada batu nisannya dipahat sebuah syair dalam bahasa Arab, yang artinya ini adalah makam yang mulia Malikul Dhahir, cahaya dunia sinar agama. Tercatat, selama abad 13 sampai awal abad 16, Samudera Pasai dikenal sebagai salah satu kota di wilayah Selat Malaka dengan bandar pelabuhan yang sangat sibuk.Pasai menjadi pusat perdagangan internasional dengan lada sebagai salah satu komoditas ekspor utama.Saat itu Pasai diperkirakan mengekspor lada sekitar 8.000- 10.000 bahara setiap tahunnya,Samudera Pasai mengeluarkan mata uang sebagai alat pembayaran.Salah satunya yang terbuat dari emas dikenal sebagai uang dirham. Hubungan dagang dengan pedagang-pedagang Pulau Jawa juga terjalin.Pedagang-pedagang Jawa mendapat kedudukan yang istimewa di pelabuhan Samudera Pasai. Mereka dibebaskan dari pembayaran cukai.Pasai juga menjadi pusat perkembangan Islam di Nusantara. Kebanyakan mubalig Islam yang datang ke Jawa dan daerah lain berasal dari Pasai.Eratnya pengaruh Kerajaan Samudera Pasai dengan perkembangan Islam di Jawa juga terlihat dari sejarah dan latar belakang para Wali Songo. Sunan Kalijaga memperistri anak Maulana Ishak, Sultan Pasai. Sunan Gunung Jati alias Fatahillah yang gigih melawan penjajahan Portugis lahir dan besar di Pasai.Laksamana Cheng Ho tercatat juga pernah berkunjung ke Pasai.Situs Kerajaan Islam Samudera Pasai ini sempat sangat terkenal di tahun 1980-an Sejarah Pasai yang begitu panjang masih bisa ditelusuri lewat sejumlah situs makam para pendiri kerajaan Makam itu menjadi saksi satu-satunya karena peninggalan lain seperti istana sudah tidak ada.Makam Sultan Malikussaleh dan cucunya, Ratu Nahrisyah, adalah dua kompleks situs yang tergolong masih terawat. Menurut Snouck Hurgronje, hubungan langsung Arab dengan Indonesia baru berlangsung abad 17 pada masa kerajaan Samudra Pasai, Banten, Demak dan Mataram Baru.Samudra Pasai sebelum menjadi kerajaan Islam merupakan kota pelabuhan yang berada dalam kekuasaan Majapahit Menurut Ibnu Batutah: Samudera Pasai merupakan pelabuhan terpenting dan Istana Raja Raja raja Pasai membina persahabatan dengan Campa, India, Tiongkok, Majapahit dan Malaka. Pada tahun 1297 Malik Al saleh meninggal, dan digantikan oleh putranya Sultan Muhammad (th 1297 – 1326) lebih dikenal dengan nama Malik Al Tahir, penggantinya Sultan Ahmad (th 1326 – 1348),juga pakai nama Malik Al Tahir, penggantinya Zainal Abidin. ( Created By @nina_purnama01 )
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar